Kisah Pahitnya Broken Home



Kisah Pahitnya Broken Home
Karya: Dominggos Sembiring, Ilmu Hukum 2020

    Semua orang pasti menginginkan kehidupan yang nyaman, harmonis dan juga mendapat kasih sayang dari orangtua. Namun, mengapa aku tidak pernah bisa memiliki kehidupan itu. Tak pantaskah aku mendapatkannya? Hi nama Saya dominggos sembiring ini kisah hidup diatas derita Pahitnya Keluarga Broken Home.

    Aku lahir di medan, awalnya keluargaku sangat senang dengan kedatanganku ke dunia ini, Dengan wajah ceria mereka merawatku dengan baik, hinga suatu hari saat umurku 3 tahun, sesuatu yang tidak diinginkan banyak anak pun Aku dapatkan. Ya benar, Ayah dan Ibuku pun berkelahi adu mulut, hingga Aku hanya bisa melihatnya saja, sebab Aku tidak tau apa-apa. Ayahku pun dengan sontak mengamburaduk isi rumah. Kaca-kaca dipecahkannya, Ibuku yang tak kuat dengan semua ini sontak mengambil dan mengemasi bajunya. Sebelum pergi Ia pun memelukku sambil menangis. Disaat itulah aku merasakan pelukan seorang ibu untuk terakhir kalinya. Berselang beberapa minggu Ayahku juga pergi tanpa menghiraukan anaknya, Aku dititipkan bersama nenekku.

    Seiring waktu berjalan aku pun tumbuh besar di asuhan nenekku. terkadang aku merasa sedih, galau, depresi dengan hidupku ini, saking depresinya lama-kelamaan aku pun terjerumus ke pergaulan yang seharusnya tidak aku ikuti. terkadang aku tidak peduli dengan omongan orang lain karena aku berprinsip mereka tak tau pahitnya hidupku..

    Aku iri melihat keluarga mereka yang bahagia bisa tertawa bersama keluarganya. Sedangkan aku jauh dari kata keluarga harmonis. Setelah 7 tahun ditinggal orangtua, ayahku pulang ke kampung, namun bukan kabar gembira bagiku, ternyata ayaku menikah lagi dan telah mempunyai 1 anak, sontak semangat hidupku drastis jatuh. Aku merasa bahwa aku memang anak yang tidak pernah diinginkan.

    Aku pun bertanya-tanya di hati "kenapa sih dulu aku dilahirkan.. kenapa aku harus menangung beban seberat ini? haruskah aku meninggalkan dunia ini agar beban ku pun hilang?", ditambah lagi dengan mendengarkan lagu 'last child' yang berjudul diary depresiku. Sejelontak air mataku-pun tak bisa kubendung, disaat aku belum mengerti arti sebuah perceraian yang hancurkan semua hal indah yang dulu pernah aku miliki..

    Dari lagu itu ntah kenapa aku bermotivasi untuk bangkit dari hidup lamaku. Akhirnya aku mempunyai ambisi untuk menjadi orang suskes kemudian mencari ibuku dan menutup semua omongan orang-orang yang memandangku sebelah mata. (''btw ayahku pun pergi setelah 1 minggu dikampung semenjak dia di kampung 1 kata pun tak pernah keluar dari mulutku dan dia pun pergi entah kemana''). Next, entah kebetuhan atau apa sebuah lagu dapat mengubah cara pandang hidupku.
    
    Setelah aku lulus SMA aku pun mencoba buat lanjut ke perguruan tinggi. Awalnya melalui jalur snmptn, puji tuhan aku lulus. Mudah-mudahan dengan ini aku dapat bertemu ibuku kembali. Jadi ini amanat yang harus dipetik dari kisaha saya adalah (Jangan pernah membuat masa lalu menjadi patokan untuk masa depan selagi berjuang hal itu pasti tercapai.ingat perjuangan tak kan pernah menghianati hasil).Semoga anda yang mempunyai masalah sama dengan saya dapat termotivasi.

Mom, i miss you
How are you today;(